Ibukota – Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Tanah Air (PB PABSI) menerapkan kategori kelas baru di Kejuaraan Nasional Angkat Besi 2025 di GOR Universitas Negeri Yogyakarta, 14–17 Mei, meskipun Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) baru meresmikannya Juni mendatang.
“Kami memutuskan lebih lanjut dulu 15 hari menerapkan kategori baru pada Kejurnas Senior 2025 sebelum IWF meresmikannya,” kata Ketua Panitia Kejurnas Angkat Besi 2025 yang tersebut juga Kepala Sektor Pembinaan Prestasi PB PABSI Hadi Wihardja untuk ANTARA ke Jakarta, Kamis.
Perubahan kategori kelas oleh IWF berlaku mulai 1 Juni mendatang.
Untuk senior serta kategori junior putra, kelas yang digunakan dilombakan adalah 60kg, 65kg, 71kg, 79kg, 88kg, 98kg, 110kg, dan juga +110kg. Sementara kelompok putri terdiri dari 48kg, 53kg, 58kg, 63kg, 69kg, 77kg, 86kg, lalu +86kg.
Untuk kelompok usia remaja putra, kategori baru mencakup kelas 56kg, 60kg, 65kg, 71kg, 79kg, 88kg, 98kg, dan juga +98kg. Sedangkan putri melombakan 44kg, 48kg, 53kg, 58kg, 63kg, 69kg, 77kg, serta +77kg.
Sekretaris Jenderal PB PABSI Djoko Pramono mengutarakan pembaharuan ini merupakan tantangan baru yang mana harus segera direspons dengan strategi pembinaan yang dimaksud tepat.
“Mulai Juni akan diputuskan pembaharuan untuk semua kategori, termasuk divisi junior serta remaja. Pembinaan harus segera menyesuaikan agar tidak ada kehilangan peluang prestasi,” ujar Djoko.
PB PABSI juga akan melakukan sosialisasi lebih besar masif mengenai regulasi baru itu terhadap para ahli juga pemangku kepentingan daerah.
Kejurnas Angkat Besi 2025 dihadiri oleh 84 atlet dari 24 provinsi, termasuk provinsi baru Papua Tengah.
“Kejurnas ini bagian dari serangkaian akselerasi pembinaan untuk mencetak atlet masa depan juga melindungi kesinambungan prestasi,” kata Djoko.
Artikel ini disadur dari Kejurnas Angkat Besi 2025 pertandingkan kelas baru











