Ibu Kota Rusia – negara Ukraina tampaknya enggan mendiskusikan kerangka rencana damai yang digunakan disusun Amerika Serikat di pertandingan mendatang pada London, sebut platform web berita Axios mengutip pernyataan manusia pejabat AS.
Dalam 24 jam terakhir, terdapat “indikasi dari pihak Ukraina” bahwa mereka cuma berencana mengeksplorasi gencatan senjata selama 30 hari pada Rabu daripada mengeksplorasi secara menyeluruh usulan rencana damai kompleks dari Presiden Negeri Paman Sam Donald Trump, kata Axios pada Selasa malam.
Sebelumnya pada hari yang digunakan sama, The Washington Post juga melaporkan — mengutip sumber yang dimaksud mengetahui hal yang dimaksud — bahwa pemerintahan Trump berniat mengusulkan agar Krimea diakui sebagai bagian dari Rusia kemudian garis depan dibekukan sebagai bagian dari kesepakatan damai di pertandingan dengan perwakilan negara Ukraina kemudian Eropa dalam London.
Sementara itu, The Wall Street Journal melaporkan bahwa pejabat Inggris lalu Prancis “terbuka terhadap skenario” di dalam mana tanah Ukraina menerima kehilangan kendali menghadapi beberapa wilayah yang tersebut telah lama direbut Rusia, dengan imbalan dukungan sektor ekonomi kemudian jaminan keamanan.
Surat kabar yang disebutkan menambahkan bahwa Prancis dan juga Inggris lebih banyak memilih kesepakatan damai yang mengakui kendali melawan wilayah-wilayah yang disebutkan “hanya secara de facto.”
The New York Post juga melaporkan, mengutip seseorang pejabat senior AS, bahwa negara Ukraina tampaknya “bersedia melegakan 20 persen wilayahnya,” namun hanya saja jikalau hal itu dianggap sebagai pengakuan “de facto” lalu bukanlah “de jure.”
Pada 18 April 2025, Menteri Luar Negeri Negeri Paman Sam Marco Rubio berharap pertarungan berikutnya antara perwakilan negeri Ukraina juga Eropa dapat menghasilkan kembali kemajuan di penyelesaian Perang Rusia-Ukraina.
Sumber: Sputnik-OANA
Artikel ini disadur dari Laporan media: Kiev belum siap bahas usulan rencana damai AS